Rabu, 01 Maret 2017

Tentang CHOICE

Apa itu CHOICE ?
CHOICE adalah gerakan muda-mudi Katolik, yang bernaung di bawah Gereja Katolik, yang hendak mewartakan cinta kasih Injili dengan cara mengenal, mencintai dan melayani sesama. Pewartaan ini ditunjukkan melalui sikap belonging, yaitu keinginan untuk mau menjadi bagian dari orang lain secara mendalam, sehingga peristiwa apapun juga tidak akan sampai memutuskan relasi yang ada. Program ditujukan bagi muda-mudi Katolik berusia 20-35 tahun dan belum pernah menikah.

Bagaimana deskripsi program yang ditawarkan ?
Program ini diselenggarakan pada hari Jumat sore hingga Minggu sore pada jadwal yang telah ditetapkan. WEC ini mirip seperti sebuah retret. Maksudnya dilakukan dalam suasana yang reflektif dan melibatkan penyertaan Tuhan dalam setiap sesinya.  
Dalam WE, fasilitator yang akan menemani terdiri dari 1 orang pastor, 2 pasang suami-istri, dan beberapa muda-mudi (serta suster atau bruder bila ada). Mereka inilah yang melambangkan komponen GEREJA, yang akan membantu peserta dalam memahami materi yang ada.

Apa yang diharapkan setelah mengikuti CHOICE ?
Pengalaman mengikuti WEC tidak akan sama untuk setiap orang. Tetapi hingga saat ini sudah banyak muda-mudi, ataupun pasutri yang hidupnya jauh lebih membahagiakan daripada sebelumnya. Mengapa demikian ? Karena kebahagiaan yang digali dalam CHOICE diajarkan langsung dari sumbernya, yaitu Kristus sendiri. Melalui sesi-sesi yang ada, peserta diajak untuk menyadari bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu telah ada di sekeliling mereka. 

Di mana saja CHOICE ada ?
Gerakan CHOICE hadir pertama kali di Indonesia pada bulan Desember 1982. Pada saat itu diselenggarakanlah WE CHOICE I di Ciloto, dengan tim Pastor Bart Jansen, Sr. Emma, pasutri Ivo-Lia, Vincent, Aik. CHOICE terdaftar sebagai kelompok kategorial dalam beberapa Keuskupan di Indonesia, yang kami sebut sebagai Distrik dan Wilayah (bakal distrik), antara lain : Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Pontianak, Padang, Pekan Baru, Makassar dan Manado. 
Tidak hanya di Indonesia, CHOICE juga terdapat di beberapa negara di ASIA, seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan, Malaysia, dan Sri Lanka. 


Bagaimana gerakan CHOICE ini dapat memberi kontribusi bagi Gereja Katolik, terutama dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini ?
Akhir-akhir ini sudah terlalu banyak orang yang menderita dan saling melukai atas nama cinta. Terlalu banyak cinta justru membuat kita semakin terpenjara dan menderita. Terlalu banyak cinta justru membuat kita semakin frustrasi dan mudah melukai. Melalui CHOICE peserta diajak untuk merenungkan kembali : cinta model apakah yang kita bangun selama ini? Ketika cinta justru menjerat kita, jangan-jangan itu bukan model cinta yang ditawarkan oleh Kristus. CHOICE punya potensi besar untuk hadir membawa cinta Kristus yang sejati, sebagai suatu daya yang membebaskan, juga menghidupkan.
Proses memberdayakan cinta Kristus ini perlu terus-menerus dibina. Mulai dari usaha untuk menumbuhkan rasa keterlibatan terhadap keluarga dan orang-orang terdekat, hingga berujung pada kebahagiaan mengalami hidup yang lebih membawa arti bagi sesama dalam lingkaran yang lebih luas lagi. Itu sebabnya kami menganalogikan CHOICE ini seperti sebuah sekolah (SCHOOL OF LOVE).

Mengapa CHOICE dianalogikan sebagai sebuah sekolah ?
·    Karena sekolah identik sebagai tempat belajar. Dalam konteks Choice, ia adalah tempat kita semua sama-sama belajar untuk mencintai dan dicintai. Sebagai murid, kita semua yang pernah mengikuti WE Choice belajar kepada Kristus sebagai satu-satunya Guru yang sempurna dalam memberikan pengajaran di sekolah ini. Dan setiap mata pelajaran di sini tak akan pernah habis untuk digali.
·   Namanya sekolah, tentu ada PR, demikian pula di Choice. Dalam kehidupan nyata, setiap saat kita diajak untuk mengerjakan PR, yakni untuk menjadi bagian dari orang lain. Kita lebih sering menganggap PR sebagai tugas atau beban, daripada proses untuk belajar sesuatu. Dengan demikian kita menjadi enggan untuk menyelesaikannya, apalagi jika dihadapkan dengan kesibukan sehari-hari. Memang tidak semua PR berhasil kita kerjakan dengan lancar dan menyenangkan. Ada kalanya kita membutuhkan teman-teman seperjalanan untuk membantu mengingatkan rumus-rumus yang pernah dipelajari di sekolah, untuk membantu mengingatkan nilai-nilai Choice yang pernah kita pelajari bersama.
·     Di sekolah tentu ada ujian. Demikian pula di Choice. Ada kalanya kita sudah susah payah belajar, tetap saja kesulitan menghadapi soal ujian. Sebaliknya, ada kalanya kita merasa tidak siap, tak disangka ujiannya ternyata lancar-lancar saja dilewati. Memang, Tuhan tak pernah menjanjikan soal ujian yang mudah, tetapi Ia akan selalu setia menemani kita belajar dan menghadapi ujian. Tidak menjadi penting apakah ujiannya sulit atau mudah, tetapi apakah ujian tersebut mampu membawa kita menjadi lebih dekat kepadaNya atau tidak. Dengan demikian, jika kita setia mengerjakan PR kita masing-masing, mudah-mudahan kita menjadi lebih siap dalam menghadapi berbagai ujian.
·    Selain belajar, tentu juga ada ekstra kurikuler. Ada waktu untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman. Begitu pula di Choice, tidak selamanya segala aktivitas di Choice selalu terkait dengan 9 mata pelajaran inti, akan tetapi juga terbuka kesempatan pengayaan dan pengembangan tersendiri, selama masih sejalan dengan visi dan misi Choice sebagai ladang pewartaan cinta kasih Injili.
·      Tujuan dari sekolah adalah mengembalikan peserta didik ke dalam masyarakat dan mengembangkan lingkungan di sekitarnya dengan bekal ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Choice pun bertujuan untuk mengembalikan peserta ke lingkaran terdekatnya : keluarga, kemudian berlanjut kepada lingkaran yang lebih luas lagi : Gereja dan masyarakat, sehingga terbentuklah relasi keterlibatan yang hangat dan mesra, sesuai dengan yang diteladankan oleh Kristus sendiri.
·    Pada akhirnya Choice pun dapat menjadi ladang karya bagi para almamaternya, atau mereka yang pernah mengikuti WE Choice, yang terpanggil untuk membagikan kesaksian dirinya secara khusus sebagai ungkapan syukur atas pertumbuhan relasinya yang indah dan kokoh dalam hidupnya.



Demikian gambaran yang dapat kami berikan tentang gerakan CHOICE ini. Tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam gerakan ini. Namun semoga kehadiran CHOICE dapat menjadi satu dari sekian banyak tawaran yang baik untuk mengalami hidup yang penuh cinta dan bermakna. Semoga CHOICE juga dapat menjadi bagian dari Gereja dalam memelihara iman umat dan mewujudkannya sebagai pilihan gaya hidup yang indah dan menggembirakan.

Source : Dokumen Konnas XIV


Tidak ada komentar:

Posting Komentar