Apa itu CHOICE ?
CHOICE adalah gerakan muda-mudi Katolik, yang bernaung di
bawah Gereja Katolik, yang hendak mewartakan cinta kasih Injili dengan cara
mengenal, mencintai dan melayani sesama. Pewartaan ini ditunjukkan melalui
sikap belonging, yaitu keinginan untuk mau menjadi bagian dari orang lain
secara mendalam, sehingga peristiwa apapun juga tidak akan sampai memutuskan
relasi yang ada. Program ditujukan bagi muda-mudi Katolik berusia 20-35 tahun dan belum
pernah menikah.
Bagaimana
deskripsi program yang ditawarkan ?
Program ini diselenggarakan pada hari Jumat sore hingga
Minggu sore pada jadwal yang telah ditetapkan. WEC ini mirip seperti sebuah
retret. Maksudnya dilakukan dalam suasana yang reflektif dan melibatkan
penyertaan Tuhan dalam setiap sesinya.
Dalam WE, fasilitator yang akan menemani terdiri dari 1
orang pastor, 2 pasang suami-istri, dan beberapa muda-mudi (serta suster atau
bruder bila ada). Mereka inilah yang melambangkan komponen GEREJA, yang akan
membantu peserta dalam memahami materi yang ada.
Apa yang
diharapkan setelah mengikuti CHOICE ?
Pengalaman mengikuti WEC tidak akan sama untuk setiap
orang. Tetapi hingga saat ini sudah banyak muda-mudi, ataupun pasutri yang
hidupnya jauh lebih membahagiakan daripada sebelumnya. Mengapa demikian ?
Karena kebahagiaan yang digali dalam CHOICE diajarkan langsung dari sumbernya,
yaitu Kristus sendiri. Melalui sesi-sesi yang ada, peserta diajak untuk menyadari bahwa sesungguhnya
kebahagiaan itu telah ada di sekeliling mereka.
Di mana saja CHOICE
ada ?
Gerakan CHOICE hadir pertama kali di Indonesia pada bulan Desember
1982. Pada saat itu diselenggarakanlah WE CHOICE I di Ciloto, dengan tim Pastor
Bart Jansen, Sr. Emma, pasutri Ivo-Lia, Vincent, Aik. CHOICE terdaftar sebagai
kelompok kategorial dalam beberapa Keuskupan di Indonesia, yang kami sebut
sebagai Distrik dan Wilayah (bakal distrik), antara lain : Jakarta, Bandung,
Surabaya, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Pontianak, Padang, Pekan Baru, Makassar
dan Manado.
Tidak hanya di Indonesia, CHOICE juga terdapat di beberapa
negara di ASIA, seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan, Malaysia, dan Sri Lanka.
Bagaimana
gerakan CHOICE ini dapat memberi kontribusi bagi Gereja Katolik, terutama dalam
menghadapi tantangan yang ada saat ini ?
Akhir-akhir ini sudah terlalu banyak orang yang menderita
dan saling melukai atas nama cinta. Terlalu banyak cinta justru membuat kita
semakin terpenjara dan menderita. Terlalu banyak cinta justru membuat kita
semakin frustrasi dan mudah melukai. Melalui CHOICE peserta diajak untuk merenungkan
kembali : cinta model apakah yang kita bangun selama ini? Ketika cinta justru
menjerat kita, jangan-jangan itu bukan model cinta yang ditawarkan oleh
Kristus. CHOICE punya potensi besar untuk hadir membawa cinta Kristus yang
sejati, sebagai suatu daya yang membebaskan, juga menghidupkan.
Proses memberdayakan cinta Kristus ini perlu terus-menerus
dibina. Mulai dari usaha untuk menumbuhkan rasa keterlibatan terhadap keluarga
dan orang-orang terdekat, hingga berujung pada kebahagiaan mengalami hidup yang
lebih membawa arti bagi sesama dalam lingkaran yang lebih luas lagi. Itu
sebabnya kami menganalogikan CHOICE ini seperti sebuah sekolah (SCHOOL OF LOVE).
Mengapa CHOICE
dianalogikan sebagai sebuah sekolah ?
· Karena sekolah identik sebagai tempat belajar. Dalam konteks Choice,
ia adalah tempat kita semua sama-sama belajar untuk mencintai dan dicintai.
Sebagai murid, kita semua yang pernah mengikuti WE Choice belajar kepada
Kristus sebagai satu-satunya Guru yang sempurna dalam memberikan pengajaran di
sekolah ini. Dan setiap mata pelajaran di sini tak akan pernah habis untuk
digali.
· Namanya sekolah, tentu ada PR, demikian pula di Choice. Dalam
kehidupan nyata, setiap saat kita diajak untuk mengerjakan PR, yakni untuk
menjadi bagian dari orang lain. Kita lebih sering menganggap PR sebagai tugas
atau beban, daripada proses untuk belajar sesuatu. Dengan demikian kita menjadi
enggan untuk menyelesaikannya, apalagi jika dihadapkan dengan kesibukan
sehari-hari. Memang tidak semua PR berhasil kita kerjakan dengan lancar dan
menyenangkan. Ada kalanya kita membutuhkan teman-teman seperjalanan untuk
membantu mengingatkan rumus-rumus yang pernah dipelajari di sekolah, untuk
membantu mengingatkan nilai-nilai Choice yang pernah kita pelajari bersama.
· Di sekolah tentu ada ujian. Demikian pula di Choice. Ada kalanya kita sudah susah
payah belajar, tetap saja kesulitan menghadapi soal ujian. Sebaliknya, ada
kalanya kita merasa tidak siap, tak disangka ujiannya ternyata lancar-lancar
saja dilewati. Memang, Tuhan tak pernah menjanjikan soal ujian yang mudah,
tetapi Ia akan selalu setia menemani kita belajar dan menghadapi ujian. Tidak
menjadi penting apakah ujiannya sulit atau mudah, tetapi apakah ujian tersebut
mampu membawa kita menjadi lebih dekat kepadaNya atau tidak. Dengan demikian,
jika kita setia mengerjakan PR kita masing-masing, mudah-mudahan kita menjadi
lebih siap dalam menghadapi berbagai ujian.
· Selain belajar, tentu juga ada ekstra kurikuler. Ada waktu untuk
bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman. Begitu pula di Choice, tidak
selamanya segala aktivitas di Choice selalu terkait dengan 9 mata pelajaran
inti, akan tetapi juga terbuka kesempatan pengayaan dan pengembangan
tersendiri, selama masih sejalan dengan visi dan misi Choice sebagai ladang
pewartaan cinta kasih Injili.
·
Tujuan
dari sekolah adalah mengembalikan peserta didik ke dalam masyarakat
dan mengembangkan lingkungan di sekitarnya dengan bekal ilmu pengetahuan yang
dimilikinya. Choice pun bertujuan untuk mengembalikan peserta ke lingkaran
terdekatnya : keluarga, kemudian berlanjut kepada lingkaran yang lebih luas
lagi : Gereja dan masyarakat, sehingga terbentuklah relasi keterlibatan yang
hangat dan mesra, sesuai dengan yang diteladankan oleh Kristus sendiri.
· Pada akhirnya Choice pun dapat
menjadi ladang karya bagi para
almamaternya, atau mereka yang pernah mengikuti WE Choice, yang terpanggil
untuk membagikan kesaksian dirinya secara khusus sebagai ungkapan syukur atas
pertumbuhan relasinya yang indah dan kokoh dalam hidupnya.
Demikian gambaran yang dapat kami berikan tentang gerakan
CHOICE ini. Tentunya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam gerakan ini.
Namun semoga kehadiran CHOICE dapat menjadi satu dari sekian banyak tawaran
yang baik untuk mengalami hidup yang penuh cinta dan bermakna. Semoga CHOICE
juga dapat menjadi bagian dari Gereja dalam memelihara iman umat dan
mewujudkannya sebagai pilihan gaya hidup yang indah dan menggembirakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar